Senin, 20 Februari 2012

Nuklir Iran Sukses, Negara Barat Ketakutan

LONDON (SuaraMedia) Ketakutan Barat terhadap program nuklir Iran semakin besar. Prancis, Jerman, dan Inggris mengajukan penambahan sanksi keras terhadap Iran setelah Teheran sukses menguji pembangkit listrik tenaga nuklirnya di Bushehr.


Dokumen rahasia ketiga negara itu diungkapkan surat kabar Financial Times. Dokumen tersebut berisi tuduhan terhadap 34 organisasi di Iran dan sepuluh orang yang terkait program rahasia nuklir atau senjata biologi." Diplomat Eropa memberikan berbagai penafsiran tentang alasan di balik munculnya daftar tuduhan tersebut," tulis FinancialTimes.

Sebagian diplomat mengatakan, dokumen tersebut untuk memberikan Presiden Amerika Serikat Barack Obama sebuah "tongkat besar" dalam pendekatan terhadap Iran saat ini. Diplomat lainnya mengatakan bahwa ketiga negara Uni Eropa itu ingin memengaruhi hasil kajian kebijakan Washington kepada Iran yang akan selesai bulan depan.

"Mereka yang masuk dalam daftar itu ialah komandan dan wakil komandan pasukan paramiliter Basij. Organisasi milik negara yang masuk dalam daftar ialah Sharif University of Technology, Iran Insurance Company, Iran Air Cargo, Iran Space Agency, dan Razi Institute for Serum and Vaccine Production," tulis harian tersebut.

Sementara itu, Israel, sangat berang dengan kesuksesan Teheran menguji PLTN. "Kami sebuah negara kuat, dan kami memiliki kemampuan militer yang sulit dibayangkan. Kami telah mengerahkan segala upaya untuk mengupayakan kemampuan kami," kata Perdana Menteri Israel Ehud Olmert. Uji coba pertama PLTN berkekuatan 1.000 megawatt itu disaksikan Kepala Organisasi Energi Atom Iran (IAEO) Gholam Reza Aghazdeh dan Kepala Badan Nuklir Rusia Sergei Kiriyenko.

"PLTN di Pelabuhan Teluk, Bushehr, itu akan siap beroperasi dalam beberapa bulan ke depan. Iran saat ini sedang melakukan uji coba menyeluruh berbagai perlengkapan di PLTN yang melibatkan bahan baku nuklir sebenarnya, bukan bahan baku batangan nuklir," kata Aghazdeh. Kiriyenko kemudian menambahkan, "Tahap konstruksi PLTN telah selesai. Kita kini berada pada tahap praproduksi yang merupakan kombinasi dari berbagai prosedur rumit."

"Beberapa bulan terakhir Iran telah mencapai kemajuan penting. Saya sangat puas dengan apa yang saya saksikan sekarang," papar Kiriyenko.

Kepala Badan Nuklir Rusia itu mengatakan bahwa PLTN Bushehr secara penuh dapat beroperasi sebelum akhir 2009 jika tidak aral melintang karena situasi yang tidak terduga. Kantor berita Iran IRNA melaporkan kedua negara akan mengumumkan tanggal operasional penuh PLTN dalam acara praproduksi berikutnya.

"Kita belum bisa menentukan waktu tepatnya kita dapat memproduksi listrik karena itu tes ini dilakukan untuk mengetahui kemungkinan kita dapat mengaktifkannya dalam beberapa bulan ke depan," papar Aghazdeh. "Jika tes praproduksi selesai cepat, PLTN dapat segera beroperasi," imbuhnya.

Proyek PLTN itu pertama kali diluncurkan rezim shah Iran yang didukung Amerika Serikat (AS) pada 1970-an dengan menggunakan kontraktor dari perusahaan Jerman Siemens. Namun proyek tersebut tertunda setelah Revolusi Islam mengambil alih kepemimpinan Iran.

Rusia kemudian dilibatkan dan mengambil alih tanggung jawab pembangunan konstruksi Bushehr pada 1995 dengan kontrak senilai USD1 miliar. Namun penyelesaian PLTN itu selalu tertunda karena berbagai alasan, terutama akibat tekanan AS yang mencurigai program nuklir Iran itu digunakan untuk membuat senjata atom.

Iran menegaskan program nuklirnya bertujuan damai dan menentang tiga resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB). Pengayaan uranium merupakan proses membuat bahan baku nuklir untuk PLTN, tapi itu dapat juga digunakan untuk membuat bom atom. Keberhasilan uji coba PLTN ini semakin membuat Barat khawatir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar